Setiap video yang dipotong dari
gambar ke gambar lainnya disebut dengan metode editing cut to cut . tetapi jika
perpindahan ke gambar lainnya dengan beberapa gerakan ataupun tambahan video
dapat dikatakan editan video tersebut menggunakan sebuah transisi, entah itu
dissolve (transisi transparan halus, dip to color (transisi warna), wipe ,
zoom, flash, blur dan lain – lain. Ada banyak transisi yang bisa digunakan pada
software editing video, apalagi software professional seperti Adobe Premiere
dan Final Cut Pro.
Dan kali ini saya akan
menceritakan sedikit pengetahuan saya bagaimana dan kapankah penempatan
transisi itu. Pertama yang harus dilihat adalah video yang kita buat sendiri,
apakah hanya penyampaian gambar biasa seperti berita ataupun mempunyai cerita
dan hiburan dalam video tersebut. Nah jika anda menggunakan perpindahan biasa
saja atau mengedit sebuah informasi seperti berita pada umumnya, biasanya
seorang editor hanya menggunakan maksimal 2 transisi, misalnya “dissolve” untuk
perpindahan halus, ataupun flash putih untuk perpindahan tempat atau tema.
Tetapi jika tidak membutuhkan transisi dan hanya berita biasa tentu saja hanya
menggunakan metode penyambungan gambar “Cut to Cut”.
Berbeda halnya dengan sebuah
video yang menggunakan banyak macam transisi dan tidak sesuai dengan temanya,
maka dapat dikatakan anda telah berhasil mengedit sebuah slide show foto.
Tetapi jika anda ingin membuat sebuah video bercerita dan menggunakan tematik
tertentu, ada baiknya jangan menggunakan terlalu banyak transisi, sebaiknya
dipilih dan diseleksi dulu transisi apa yang anda ingin gunakan. Saya ambil
contoh jika anda sedang membuat film pendek bertema action dan menegangkan
kemungkinan besar transisi yang digunakan adalah “dip to black”, kenapa saya
katakan demikian, karena film action atau menegangkan lebih focus terhadap
kejadian dan membuat penasaran penonton, oleh karena itu jika salah satu adegan
atau beberapa adegan yang menampilkan sosok misterius tentu saja sosok tersebut
pasti hilang dari mata penonton film sendiri, oleh karena itu transisi “dipto
black” lah yang bagus digunakan, agar kesannya penutupan video atau moment pas
dengan suasan film tersebut. Tidak mungkin jika editor memasukakkan trasisi
“linear wipe” (gambar datang dari kiri / kanan) pasti itu akan membuat mood
penonton jadi berubah karena perpindahan gambar yang salah. Jika anda ingin
melihat contoh lebih jelas, silahkan nonton thriller film action.
Begitu pula sebaliknya jika anda
mengedit sebuah film komedi atau hiburan, pastinya transisi yang digunakan agak
bervariatif atau lebih hidup dibandingkan dengan transisi film action. Karena
pada dasarnya film atau hiburan audio visual tidak hanya dilihat siapa pemain
dan bagaimana ceritanya, tetapi packaging atau kemasan dari film itu sendiri,
salah satunya “transisi video”. Apalah arti sebuah film bagus jika bungkusannya
jelek dan editannya ala kadarnya.
Demikianlah tips dari saya,
semoga bermanfaat dan dapat membantu mendapatkan inspirasi mengedit, jika ada
salah kata dan pengertian saya mohon maaf, karena ini semua murni dari
pengalaman dan review saya sebagai editor. Sekian dan salam Yusri Pradana.
0 komentar:
Posting Komentar